Lhokseumawe – Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 3 Kota Lhokseumawe menggelar kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) dengan tema “Kurikulum Berbasis Cinta” pada Hari Sabtu, 25 Oktober 2025. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru MIN 3 Kota Lhokseumawe dalam mengimplementasikan kurikulum yang berorientasi pada kasih sayang dan penggalian potensi siswa secara mendalam.
Kegiatan KKG ini dihadiri oleh narasumber Pengawas Madrasah Ibtidaiyah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Lhokseumawe, Samsani, S.Pd sebagai pemateri dalam kegiatan ini.
Pembukaan kegiatan KKG dibuka langsung oleh Kepala MIN 3 Kota Lhokseumawe, Asnita, S.Pd.I, M.Pd. Dalam sambutannya, Asnita mengingatkan bahwa KKG bukan sekadar agenda rutin, melainkan wadah inovasi yang mesti berkesinambungan.

Menurutnya, melalui kegiatan KKG guru tidak hanya memperoleh tambahan pengetahuan, tetapi juga motivasi baru. “Saya berharap ilmu yang diperoleh dari Bapak Samsani tidak berhenti pada guru, melainkan diteruskan serta di terapkan kepada siswa di kelas,” ungkapnya.
Asnita juga berharap agar guru-guru MIN 3 Kota Lhokseumawe baik guru kelas ataupun guru mata pelajaran mampu memahami secara utuh konsep kurikulum berbasis cinta yang diangkat sebagai gagasan utama. “Semoga kegiatan ini memberi gambaran nyata bagi para guru dalam mengembangkan metode pembelajaran yang lebih bermakna dan penuh cinta,” ujar Asnita.
Sementara itu, narasumber utama Samsani, S.Pd, menyoroti pentingnya memahami tentang kurikulum berbasis cinta bukan sebagai kurikulum baru, tetapi sebagai pendekatan yang mengedepankan kesadaran penuh.
Samsani menjelaskan bahwa guru perlu memperkuat karakteristik pedagogi dengan menyusun RPP yang selaras dengan konsep deep learning berbasis cinta. “Fokusnya tetap pada peserta didik, karena pembelajaran mendalam adalah tentang memuliakan proses belajar dengan menekankan kesadaran, bukan sekadar transfer ilmu,” ujarnya.

Selanjutnya Bapak Samsani juga menjelaskan kurikulum berbasis cinta yang diprogramkan oleh Kementerian Agama RI ini bertujuan menumbuhkan karakter humanis, nasionalis, dan toleran melalui lima tema pokok (Pancacinta): cinta kepada Allah dan Rasul, cinta ilmu, cinta lingkungan, cinta diri dan sesama, serta cinta tanah air.
“Kurikulum yang berbasis cinta akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Dengan pendekatan deep learning, kita berharap siswa tidak hanya menghafal materi, tetapi juga mampu memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, untuk mewujudkan hal itu guru harus menjadi teladan utama dalam implementasi kurikulum berbasis cinta. Cinta terhadap Allah dan rasul, Ilmu, diri dan Sesama, lingkungan dan tanah air harus tumbuh dalam setiap pembelajaran” ujar Samsani.

Kegiatan yang berlangsung satu jam setengah ini berjalan lancar dengan antusiasme tinggi. Guru-guru terlihat aktif berdiskusi, mengajukan pertanyaan, serta berbagi pengalaman dalam menerapkan metode pembelajaran yang lebih kreatif. Suasana yang terbangun bukan hanya formalitas pelatihan, melainkan ruang bersama untuk saling menguatkan kompetensi.
Dengan terselenggaranya kegiatan KKG ini, diharapkan kualitas pendidikan di MIN 3 Kota Lhokseumawe semakin meningkat dan mampu menghasilkan generasi yang cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia.

